JAKARTA - Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia sejak krisis moneter dinilai meningkat. Tercatat tiga bulan belakangan ini, sebanyak 1.200 warga Jakarta datang memeriksakan diri ke berbagai dokter dan rumah sakit jiwa karena menderita gangguan jiwa. "Banyak orang yang mengalami gangguan jiwa, tetapi tidak semua mau datang untuk berobat ke rumah sakit jiwa. Umumnya yang datang ke rumah sakit jiwa itu, ketika pasien sudah dalam taraf gangguan jiwa berat", ujar Dr H Aminullah Sp KjMM, Ketua Ikatan Rumah Sakit Jiwa Indonesia (IRJI), kepada wartawan, di sela-sela acara Konferensi Nasional Keperawatan Kesehatan Jiwa I di Bogor, Kamis (30/9). Menurut Aminullah, mereka yang datang ke rumah sakit jiwa itu umumnya mulai dari gejala gangguan kejiwaan ringan sampai berat. Sementara upaya pengobatan dari 100 persen tidak mungkin dilakukan. Terhadap para penderita gangguan jiwa itu, hanya 30 sampai 40 persen pasien gangguan jiwa bisa sembuh total, 30 persen harus tetap berobat ja
--> Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi: (1) neurosis; dan (2) psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu: psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental. Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Cirri-ciri neurosis ini antara lain: (1) wawasan yang tak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya; (2) mengalami konflik batin; (3) menampakkan reaksi kecemasan; (4) adanya kerusakan parsial pada aspek-aspek kepribadian.. Neurosis dapat muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Neurasthenia, yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak d